IP Address (Internet Protocol Address) adalah metode
pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederetan angka pada
komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya. IP Address sebenarnya
bukan diberikan kepada komputer (host) atau router, melainkan pada interface
jaringan dari host / router tersebut.
Jika sebuah host/router memiliki 2 ( dua) interface jaringan
maka host tersebut bisa saja mengunakan 2 (dua) IP Address sebagai alamatna.
Angka yang digunakan adalah bilanan biner (bilangan yang hanya mengenal angka 1
dan 0). Pengalamatan IP Address merupakan pengalamatan yang memungkinkan
alamat-alamat komputer di atur secara logika oleh Administrator jaringan
(Admin).
Baik host dan router yang berada dalam jaringan harus
menggunakan IP Address yang unik. Unik artinya tidak boleh ada dua host yang
memiliki IP Address yang sama dalam satu broadcast domain. Karena nomor
tersebut merupakan alamat atau pengenal bagi host tersebut dalam jaringan maka
pengiriman data tentu akan kacau jika ada dua komputer yag memiliki alat yang
sama. Anda juga tentu akan kebingungan jika mendapatkan alamat rumah yang sama
untuk teman Anda yang berbeda.
Anatomi IP Address
Komputer maupun router merupakan peralatan digital yan hana
mengerti sisem pengkoden on/off, kode ini diwakilkan dengan bit atau binary
digit. Sistem digital ini menggunakan pengkodean 1 dan 0 sesuai sistim bilangan
biner. Angka 1 menunjukkan kondisi on (ya) dan angka 0 menunjukkan kondisi off
(tidak).
Jika Anda mempelajari IP Address secara mendalam maka IP
Address sebenarnya merupakan kumpulan 32 angka bilangan biner (32 bit) dan
dapat ditulis seperti berikut:
11000000101010000000101000000001
Karena menginat dan mengelola 32 bit bilangan biner tidaklah
mudah bagi manusia, maka IP Address tersebut ditulis dalam bentuk bilangan
desimal seperti 192.168.10.1. Ingat, bilangan desimal ini hanya untuk manusia,
komputer tetap mengunakan bilangan biner baik sebagai IP Address maupun untuk
peniriman data.
Kumpulan 8 bit pertama (11000000) disebut oktet pertama, 8
bit kedua (10101000) disebut oktet keua dan seterusnya sampai 8 bit
terakhir yang disebut oktet ke empat. Setiap oktet dikonfersi ke bilangan
desimal, sehingga bilangan biner 11000000 dapat ituliskan menjadi 192, oktet
kedua dengan nilai 10101000 dapat dituliskan 168 dan seterusnya sampai akhirnya
mendapatkan nilai 192.168.10.1. Untuk mempermudah perhitungan anda dapat
menggunakan kalkulator dengan mode programer dari sistem operasi yang anda
gunakan baik Windows maupun Linux.
Sebuah IP Address terdiri dari dua porsi, yaitu porsi
Network (Network-ID) dan porso Host (Host-ID). Network-ID merupkan bagian dari
IP Address yang menunjukkan alamat jaringan atau identitas jaringan. Dalam satu
broadcast domain, IP Address pada host-host tersebut harus menggunakan
Network-ID yan sama. Sedangkan Host-ID merupakan bagia Ip Address yang
menunjukkan identitas host atau komputer. Dalam satu broadcast domain. Host-ID
tidak boleh sama antara satu host dengan host lainnya.
Oktet pertama sampai ketiga disebut sebagai Network-ID dan
oktet ke empat adalah Host-ID. Jika Anda mengambil IP adddress sebagai contoh,
misalkan 192.168.10.1 maka 192.168.10 adalah Network-IDnya dan 1 pad oktet ke
empat adalah Host-IDya.
Dalam IP Address berlaku aturan all zero and all
one, yang menghasilkan dua buah IP Address yang invalid atau
IP Address yan tidak dapat dikonfiguraikan sebagai alamat bagi Host.
Jika mengambil IP diatas sebagai contoh, maka IP Address all
zero adalah 192.168.10.0 dan IP Address all one adalah
192.168.10.255. Karena IP Address all zero dan all one merupaka
IP Address yang Invalid, maka yang dapat Anda gunakan adalah
IP Address 192.168.10.1 sampai 192.168.10.254. sehingga jaringan akan mampu
menampung 254 host atau komputer.
Tipe Pengalamatan IP Address
Ip Address dapat dibagi menjadi 3 jenis alamat, yaitu sebai
Network Address, Host Address dan Broadcast Address. Pemahaman struktur, bentuk
dan kegunaan dari ketiga IP Address tersebut sangat oenting jika Anda ingin
menerakan teknik routing dalam jaringan.
Kesalahan menentukan ketigga jenis Address tersebut akan
mengakibatkan komunikasi antar network yang nantinya akan Anda routing tidak
akan berjalan dengan baik. Router akan mengalami kesulitan alam meneruskan
paket data karena yang menjadi patokan utama sebuah router untuk bekerja adalah
Network Address. Sedangkan untuk menentukan Network Address, Anda tidak dapat
mengesampingkan penentuan IP Address mana yang menjadi Host Address maupun
Broadcast Address.
Network Address
Network Address adalah IP Address yang kesuluruhan bit
Host-ID nya bernilai nol, jika Anda mengambil kembali contoh IP Address pada
contoh jaringan yang telah kita bahas diatas yang merupakan Network Address
adalah 11000000.10101000.00001010.00000000 atau jika Anda tuliskan dalam bentuk
desimal adalah 192.168.10.0. Bila Anda hubungkan dengan aturan all zero dan all
one, maka Network Address merupakan IP Addressall zero. Network
Address digunakan untuk menunjukkan identitas sebuah jaringan atau alamat dari
sebuah jaringan, bukan alamat dari host dalam jaringan.
Broadcast Address
Seperti yang dijelaskan sebelunya, Broadcast Address adalah
IP Address dengan Host IDnya bernilai 1 (11000000.10101000.00001010.00000000
atau 192.168.10.255). Broadcast address merupakan IP Address invalidatau
IP Address yan tidak bisa Anda konfigurasikan ppada komputer (host) maupun pada
interface router. Jika tidak dapat digunakan, apakah Broadcast Address memiliki
kegunaan lain?
Sebelum mempelajari kegunaan dari Broadcast Address, Anda
harus mengetahui 3 cara pengiriman data dalam jaringan. Ketiga cara pengiriman
tersebut adalah nicast, multicast dan broadcast. Unicast
adalah jenis pengiriman data dari satu host pegirim ke satu host penerima (one
to one). Unicast digunakan pada sebagian besar jenis pengiriman data.
Multicast adalah pengiriman data dari satu host pengirim ke beberapa hst
penerima sekaligus (one to many).
Pengiriman mlticast umum digunakan pada aplikasi video
streaming atau video conference. Sedangkan pengiriman secara broadcast adalah
jenis pengiriman data dari satu host pengirim ke seluruh host penerima
sekaligus (one to all). Broadcast dapat terjadi pada Layer 2 maupun
Layer 3 pada OSI Model.
Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat jaringan
192.168.10.0 pada gambar 2.3 yang terdiri dari beberapa host. Jika yang terjadi
adalah pengiriman unicast, misalnya Host A ingin mengirimkan paket data ke Host
C, maka Host A akan membuat paket data dengan IP Address pengirim 192.168.10.3.
Namun jika Host A ingin mengirimkan paket data yang sama untuk ketiga host
lainnya secara bersamaan (broadcast) maka Host A cukup membuat satu paket data
dengan IP Address tujuan (destination IP)192.168.10.255.
Host Address
Host Address merupakan IP Addres valid atau
IP Address yang dapat dikonfiguraikan pada host maupun interface router.
Sehingga IP Address ini merupakan IP Address yang menjadi pengenal atau alamat
bagi setiap host maupun router yang ada dalam jaringan.
Host Address adalah IP Address yang hit Host ID-nya tidak
terdiri dari semua angka 0 dan juga tidak terdiri dari semua angka 1, maka Host
Address merpakan IP Address antara all zero dan all
one.
Prefix
Yang jadi pertanaan selanjutnya adalah bagaimana Anda dapat
menentukan mana bagian dari IP Address yang merupakan porsi Nework-ID mana yang
merupakan porsi Host-ID? Anda tidak dapat dengan begitu saja mengatakan bahwa 8
bit terakhir dari sebuah IP Address merupakan porsi host (Host-ID).
Untuk menuliskan IP Address, Anda seharusnya melengkapinya
dengannetwork prefix (selanjutnya kami menyebutnya prefix saja)
yang akan berfungsi sebagai penunjuk seberapa banyak bit IP Address yang akan
menjadi Network-ID dan Host-ID. Pada contoh IP Address yang sudah saya gunakan
pada pembahasan sebelumnya seharusnya dituliskan dalam bentuk 192.168.10.0/24.
Karena pada contoh tersebut yang menjdi Network-ID adalah 24 bit pertama
sedangkan sisanya yang merupakan 8 bit terakhir merupakan Host-ID. Sehingga
Anda dapat mengatakan bahwaprefix dari jaringan tersebut adalah
/24.
Untuk lebih memudahkan gambaran pengunaan prefix,
Anda dapat melihat gambaran berikut:
11000000.10101000.00001010.00000000
= 192.168.10.0/24
________Network-ID________ _Host-ID_
Network Address = 11000000.10101000.00001010.00000000 (all
zero)
= 192.168.10.0
Broadcast Address = 11000000.10101000.00001010.11111111 (all
one)
= 192.168.10.255
IP Address
Valid = 192.168.10.1 –
192.168.10.254
Jumlah
Host
= 254
Penggunaan prefix /24 akan menhasilkan
jaringan denan jumlah host maksimal sebanyak 254. Sedangkan IP Address yang valid untuk
digunakan adalah IP Address 192.168.10.1-192.168.10.254. Dalam implementasinya
IP Address tidak selamanya menggunakan prefix /24. Pengunaan prefix yang
berbeda akan menghasilkan sebuah jaringan dengan jumlah host yang berbeda pula.
Sebagai contoh kami akan menggunakan IP Address dengan prefixberbeda,
misalnya 192.168.10.0/27. Dari prefix-nya Anda dapat mengambil
kesimpulan bahwa porsi Network-ID yang saya gunakan pada IP Address tersebut
adalah sebanyak 27 bit pertama, sedankan sisanya sebanyak 5 bit merupakan porsi
Host-ID. Untuk penunaan prefix /27 pada Ip Address
192.168.10.0 dapat kam uraikan sebagai berikut:
11000000.10101000.00001010.00000000
= 192.168.10.0/27
________Network-ID_______ _ Host-ID
Network Address =
11000000.10101000.00001010.00000000 (all zero)
= 192.168.10.0
Broadcast Address = 11000000.10101000.00001010.00011111 (all
one)
= 192.168.10.31
IP Address Valid = 192.168.10.1 – 192.168.10.31
Jumlah Host = 30
Network Address juga tidak selamanya bernilai seperti
192.168.10.0. Nework address bisa saja bernilai lain tergantun prefix yang
Anda gunakan dan dari mana Anda menghitung IP Adress dari suatu jaringan.
Contoh IP Address 192.168.10.130/29 yang tidak akan menghasilkan 192.168.10.0
sebagai Network Address. Untuk mencari nettwork Address, Broadcast Address dan
Host Address yang valid dai IP Address tersebt, Anda dapat
melihat uraian berikut:
11000000.10101000.00001010.10000010
= 192.168.10.130/29
________Network-ID________ Host-ID
Network Address =
11000000.10101000.00001010.10000000 (all zero)
= 192.168.10.128
Broadcast Address = 11000000.10101000.00001010.10000111 (all
one)
= 192.168.10.135
IP Address Valid = 192.168.10.129 –
192.168.10.134
Jumlah Host = 6
Subnet Mask
Format Subnet Mask
Subnet mash merupakan sederetan angka biner sebanyak 32 bit
yang akan menentukan mana porsi Network-ID dan Host-ID dari sebuah IP Address.
Pada pembahasan sebelumna kami mengunkan prefix untuk
menentukan mana porsi Network-ID dan mana porsi Host-ID dari sederetan bit Ip
Address. Sebenarnya host dan router jga akan menggunakan subnet mask untuk
menentukan porsi Network-ID dan Host-ID. Dan bentuk subnet mask ini akan
mengikuti prefix yang Anda tentukan sebelunya.
Subnet mask ini harus Anda konfigurasikan juga pada saat
Anda mengkonfigurasikan IP Address pada host, router maupun perankat jaringan
lain. Namun untuk beberapa sistem operasi seperti Linux maupun Router Mikrotik
tidak lagi memerlukan konfigurasi subnet mask. Kedua sistem tersebt hanya
membbutuhkan konfigurasi prefix yang sekaligus akan menentukan
bentuk dari subnet masknya.
Sebagai contoh bila Anda mempunyai IP Address
192.168.10.1/24 maka menurut pembahasan sebelumnya bit yang porsi Network-ID
adalah 24 bit pertama, sedangkan 8 bit terakhir akan menjadi porsi Host-ID.
Bagaianakah nilai subnet mask dari IP Address tersebut? Untuk mencari berapa
subnet mask dari IP Address 192.168.10.1/24 dapat kami uraikan sebagai berikut:
11000000.10101000.00001010.00000001
= 192.168.10.1/24
________Network-ID________ _Host-ID_
IP Address =
11000000.10101000.00001010.00000001
= 192.168.10.1
Subnet Mask = 11111111.11111111.11111111.00000000
= 255.255.255.255 (notasi desimal)
Pada uraian diatas, Anda dapat melihat subnet mask mengikuti
pola dariprefix. Cara mendapatkan subnet mask adalah jika bit IP Address
tersebut merupakan Nework-ID maka bit subnet mask yang bersesuaian nilainya
adalah 1. Sedangkan jika bit IP Address merupakan Host-ID maka bit subnet mask
yang bersesuaian adalah 0. Bit pertama dari IP Address di atas merupakan porsi
Network-ID, ini dikenali oleh hostrouter dengan bit subnet mask yang bernilai
1. Pada contoh tersebut, porsi Network-ID mencapai 24 bit, maka bit subnet mask
yang bernilai 1 juga sepanjang 24 bit.
Contoh berikutnya adalah bentuk subnet mask untuk prefix /28
pada IP Address 192.168.10.1. Bentuk subnet mask dari IP Address dengan prefix/28
dapat diuraikan sebagai berikut:
11000000.10101000.00001010.00000001
= 192.168.10.1/28
________Network-ID________ Host-ID
IP Address =
11000000.10101000.00001010.00000001
= 192.168.10.1
Subnet Mask = 11111111.11111111.11111111.11110000
= 255.255.255.240 (notasi desimal)
Local vs Remote
Selain digunakan untuk menentukan porsi Network-ID dan
Host-ID, subnet mask juga diunakan oleh host untuk menentukan apakah tujuan
dari sebuah paket data akan dikirimkan secara lokal atau akan dikirimkan ke
jaringan lain (antar jaringan atau remote network).
Host akan selalu melakukan operasi AND antara IP Aress dan
subnet mask yang dikonfigurasikan padanya untuk menghasilkan Network Address.
Kemudian Network Address tersebut akan diperbandingkan dengan hasil operasi AND
antara IP Address tujuan dengan subnet mask miliknya. Jika hasilnya sama, maka
host tersebut akan melakukan pengiriman data secara lokal atau langsung
dikirimkan pada host tujuan. Namun jika hasilnya berbeda maka host tersebut
akan berasumsi bahwa dirinya berbeda jaringan dengan host tujuan. Host tersebut
akan melakukan pengirian data secara remote (antar jaringan). Dan untuk
mengirimkan data secara remote, sebuah host membutuhkan router yang akan
bertindak sebagai pintu gerbang ke network lain (gateway). Perhitungan inilah
yang menentukan kapan sebuah host memerlukan router dan kapan sebuah host tidak
memerlukan router untuk mengirimkan data.
IP Address Public dan Private
IP Address dibagi menjadi dua kategori besar dalam
implementasinya di internet. Kategori pertama adlah IP Address Public yang
merupakan IP Address yang digunakan oleh router, server mauoun host yang
terhubung langsung ke internet. Server-server web seperi google.com,
facebook.som, adalah server yang menggunakan IP Address Public. Begitu juga
dengan router-router yang dimiliki oleh Internet Service Provider (ISP) yang
meruoakan penghubung jutaan host di Internet.
IP Address Public ini bersifat unik yang artinya tidak ada
dua host di internet yang menggunakan IP Address yang sama. Sedangkan kategori
kedua adalah IP Address private yang digunakan bagi router, server dan host
yang tidak terhubung langsung ke Internet. IP Address Private ini tidak dikenal
di internet, dan router-router ISP telah dikonfigurasikan untuk memblok paket
data yan berasal dari host yang menggunakan IP Address Private. Host yang
menggunakan IP Address Private bukan berarti tidak dapat menggunakan layanan
internet, host tersebut tetap dapat mendapatkan layanan internet, namn hubungan
ke internet tidak dilakukan secara lansung.
IP Address Public merupakan bagian terbesar dalam
keseluruhan blok IP Address, sedangkan IP Address private hanya terdiri dari
beberapa blok saja. Yang termasuk dalam kategori IP Address Private adalah
sebagai berikut:
- 10.0.0.0 sampai dengan 10.255.255.255 (10.0.0.0/8)
- 172.16.0.0 sampai dengan 172.31.255.255 (172.16.0.0/12)
- 192.168.0.0 sampai dengan 192.168.255.255 (192.168.0.0/16)
Jika Anda ingin mendesain jaringan lokal skala menengah atau
skala besar, maka pastikanlah tidak ada dua host yang menggunakan IP Address
yang sama. Meskipun host tersebut nantina akan terpisah oleh router. Sedangkan
untuk implementasi IP Address public umumnya akan didapat dari ISP, sehingga
Anda tidak perlu repot-repot untuk menghitung IP Address yang akan digunakan.
Kelas IP Address
Menurut standart Internet dalam RFC 1700, IP Address untuk
komunikasi unicast dikelompokkan dalam beberapa kelas, yaitu kelas A, B dan C.
Standart tersebut juga mengelompokkan IP Address dalam kelas D yang digunakan
untuk komunikasi mlticast dan IP Address kelas E untuk kepentingan
eksperimental. Pembagian IP Address menurut RFT 1700 tersebut dapat dilihat
dari tabel berikut:
Pengalamatan seperti yang didefinisikan oleh RFC 1700
disebut dengan teknik pengalamatan classfull (classfull addressing).
Namn dalam implementasinya sangat jarang ada jaringan yan dibangun dengan
mengikuti pembagian kelas tersebut. Misalnya sangat jarang ditemukan ada
jaringan yang dibangun dengan menggunakan IP Address kelas A dan menggunakan
defaul subnet mask 255.0.0.0 atau /8 seperti yang diperlihatkan sebelumnya.
Saat ini teknik pengalamatan yang digunakan tidak lagi
mengikuti aturan /8 untuk kelas A dan kelas yang lainnya. Anda dapat
menggunakan nilai prefixberapapun yang sesuai keinginan Anda.
Teknik penalamatan yang tidak lagi mengikuti aturan FC 1700 tadi disebut dengan
teknik pengalamatan classless (classless addressing).
Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara
binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah
Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2.
Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa
IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti
itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung
dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang
bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti
apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet
Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet,
jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi
kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C.
Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan
teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C
adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk
subnetmask lainnya.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP
address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua,
blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama
untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24
caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita
masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di
oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju
(coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk
Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai
/24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet
Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
- Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk
yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet
Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
- Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
- Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A.
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana
kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di
Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet
terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A
adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask
/16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
- Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
- Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
- Alamat host dan broadcast yang valid?
0 komentar:
Posting Komentar