Home » » IP ADDRESS DAN SUBNETTING

IP ADDRESS DAN SUBNETTING

Written By Unknown on Senin, 31 Maret 2014 | 11:29

IP Address (Internet Protocol Address) adalah metode pengalamatan pada jaringan komputer dengan memberikan sederetan angka pada komputer (host), router atau peralatan jaringan lainnya. IP Address sebenarnya bukan diberikan kepada komputer (host) atau router, melainkan pada interface jaringan dari host / router tersebut.

Jika sebuah host/router memiliki 2 ( dua) interface jaringan maka host tersebut bisa saja mengunakan 2 (dua) IP Address sebagai alamatna. Angka yang digunakan adalah bilanan biner (bilangan yang hanya mengenal angka 1 dan 0). Pengalamatan IP Address merupakan pengalamatan yang memungkinkan alamat-alamat komputer di atur secara logika oleh Administrator jaringan (Admin).

Baik host dan router yang berada dalam jaringan harus menggunakan IP Address yang unik. Unik artinya tidak boleh ada dua host yang memiliki IP Address yang sama dalam satu broadcast  domain. Karena nomor tersebut merupakan alamat atau pengenal bagi host tersebut dalam jaringan maka pengiriman data tentu akan kacau jika ada dua komputer yag memiliki alat yang sama. Anda juga tentu akan kebingungan jika mendapatkan alamat rumah yang sama untuk teman Anda yang berbeda.

Anatomi IP Address

Komputer maupun router merupakan peralatan digital yan hana mengerti sisem pengkoden on/off, kode ini diwakilkan dengan bit atau binary digit. Sistem digital ini menggunakan pengkodean 1 dan 0 sesuai sistim bilangan biner. Angka 1 menunjukkan kondisi on (ya) dan angka 0 menunjukkan kondisi off (tidak).

Jika Anda mempelajari IP Address secara mendalam maka IP Address sebenarnya merupakan kumpulan 32 angka bilangan biner (32 bit) dan dapat ditulis seperti berikut:
11000000101010000000101000000001
Karena menginat dan mengelola 32 bit bilangan biner tidaklah mudah bagi manusia, maka IP Address tersebut ditulis dalam bentuk bilangan desimal seperti 192.168.10.1. Ingat, bilangan desimal ini hanya untuk manusia, komputer tetap mengunakan bilangan biner baik sebagai IP Address maupun untuk peniriman data.

Kumpulan 8 bit pertama (11000000) disebut oktet pertama, 8 bit kedua (10101000)  disebut oktet keua dan seterusnya sampai 8 bit terakhir yang disebut oktet ke empat. Setiap oktet dikonfersi ke bilangan desimal, sehingga bilangan biner 11000000 dapat ituliskan menjadi 192, oktet kedua dengan nilai 10101000 dapat dituliskan 168 dan seterusnya sampai akhirnya mendapatkan nilai 192.168.10.1. Untuk mempermudah perhitungan anda dapat menggunakan kalkulator dengan mode programer dari sistem operasi yang anda gunakan baik Windows maupun Linux.

Sebuah IP Address terdiri dari dua porsi, yaitu porsi Network (Network-ID) dan porso Host (Host-ID). Network-ID merupkan bagian dari IP Address yang menunjukkan alamat jaringan atau identitas jaringan. Dalam satu broadcast domain, IP Address pada host-host tersebut harus menggunakan Network-ID yan sama. Sedangkan Host-ID merupakan bagia Ip Address yang menunjukkan identitas host atau komputer. Dalam satu broadcast domain. Host-ID tidak boleh sama antara satu host dengan host lainnya.

Oktet pertama sampai ketiga disebut sebagai Network-ID dan oktet ke empat adalah Host-ID. Jika Anda mengambil IP adddress sebagai contoh, misalkan 192.168.10.1 maka 192.168.10 adalah Network-IDnya dan 1 pad oktet ke empat adalah Host-IDya.

Dalam IP Address berlaku aturan all zero and all one, yang menghasilkan dua buah IP Address yang invalid atau IP Address yan tidak dapat dikonfiguraikan sebagai alamat bagi Host.

Jika mengambil IP diatas sebagai contoh, maka IP Address all zero adalah 192.168.10.0 dan IP Address all one adalah 192.168.10.255. Karena IP Address all zero dan all one merupaka IP Address yang Invalid, maka yang dapat Anda gunakan adalah IP Address 192.168.10.1 sampai 192.168.10.254. sehingga jaringan akan mampu menampung 254 host atau komputer.

Tipe Pengalamatan IP Address

Ip Address dapat dibagi menjadi 3 jenis alamat, yaitu sebai Network Address, Host Address dan Broadcast Address. Pemahaman struktur, bentuk dan kegunaan dari ketiga IP Address tersebut sangat oenting jika Anda ingin menerakan teknik routing dalam jaringan.

Kesalahan menentukan ketigga jenis Address tersebut akan mengakibatkan komunikasi antar network yang nantinya akan Anda routing tidak akan berjalan dengan baik. Router akan mengalami kesulitan alam meneruskan paket data karena yang menjadi patokan utama sebuah router untuk bekerja adalah Network Address. Sedangkan untuk menentukan Network Address, Anda tidak dapat mengesampingkan penentuan IP Address mana yang menjadi Host Address maupun Broadcast Address.

Network Address

Network Address adalah IP Address yang kesuluruhan bit Host-ID nya bernilai nol, jika Anda mengambil kembali contoh IP Address pada contoh jaringan yang telah kita bahas diatas yang merupakan Network Address adalah 11000000.10101000.00001010.00000000 atau jika Anda tuliskan dalam bentuk desimal adalah 192.168.10.0. Bila Anda hubungkan dengan aturan all zero dan all one, maka Network Address merupakan IP Addressall zero. Network Address digunakan untuk menunjukkan identitas sebuah jaringan atau alamat dari sebuah jaringan, bukan alamat dari host dalam jaringan.

Broadcast Address

Seperti yang dijelaskan sebelunya, Broadcast Address adalah IP Address dengan Host IDnya bernilai 1 (11000000.10101000.00001010.00000000 atau 192.168.10.255). Broadcast address merupakan IP Address invalidatau IP Address yan tidak bisa Anda konfigurasikan ppada komputer (host) maupun pada interface router. Jika tidak dapat digunakan, apakah Broadcast Address memiliki kegunaan lain?

Sebelum mempelajari kegunaan dari Broadcast Address, Anda harus mengetahui 3 cara pengiriman data dalam jaringan. Ketiga cara pengiriman tersebut adalah nicast, multicast dan broadcast. Unicast adalah jenis pengiriman data dari satu host pegirim ke satu host penerima (one to one). Unicast digunakan pada sebagian besar jenis pengiriman data. Multicast adalah pengiriman data dari satu host pengirim ke beberapa hst penerima sekaligus (one to many).

Pengiriman mlticast umum digunakan pada aplikasi video streaming atau video conference. Sedangkan pengiriman secara broadcast adalah jenis pengiriman data dari satu host pengirim ke seluruh host penerima sekaligus (one to all). Broadcast dapat terjadi pada Layer 2 maupun Layer 3 pada OSI Model.

Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat jaringan 192.168.10.0 pada gambar 2.3 yang terdiri dari beberapa host. Jika yang terjadi adalah pengiriman unicast, misalnya Host A ingin mengirimkan paket data ke Host C, maka Host A akan membuat paket data dengan IP Address pengirim 192.168.10.3. Namun jika Host A ingin mengirimkan paket data yang sama untuk ketiga host lainnya secara bersamaan (broadcast) maka Host A cukup membuat satu paket data dengan IP Address tujuan (destination IP)192.168.10.255.

Host Address

Host Address merupakan IP Addres valid atau IP Address yang dapat dikonfiguraikan pada host maupun interface router. Sehingga IP Address ini merupakan IP Address yang menjadi pengenal atau alamat bagi setiap host maupun router yang ada dalam jaringan.

Host Address adalah IP Address yang hit Host ID-nya tidak terdiri dari semua angka 0 dan juga tidak terdiri dari semua angka 1, maka Host Address merpakan IP Address antara all zero dan all one.


Prefix

Yang jadi pertanaan selanjutnya adalah bagaimana Anda dapat menentukan mana bagian dari IP Address yang merupakan porsi Nework-ID mana yang merupakan porsi Host-ID? Anda tidak dapat dengan begitu saja mengatakan bahwa 8 bit terakhir dari sebuah IP Address merupakan porsi host (Host-ID).

Untuk menuliskan IP Address, Anda seharusnya melengkapinya dengannetwork prefix (selanjutnya kami menyebutnya prefix saja) yang akan berfungsi sebagai penunjuk seberapa banyak bit IP Address yang akan menjadi Network-ID dan Host-ID. Pada contoh IP Address yang sudah saya gunakan pada pembahasan sebelumnya seharusnya dituliskan dalam bentuk 192.168.10.0/24. Karena pada contoh tersebut yang menjdi Network-ID adalah 24 bit pertama sedangkan sisanya yang merupakan 8 bit terakhir merupakan Host-ID. Sehingga Anda dapat mengatakan bahwaprefix dari jaringan tersebut adalah /24.

Untuk lebih memudahkan gambaran pengunaan prefix, Anda dapat melihat gambaran berikut:

   11000000.10101000.00001010.00000000     =  192.168.10.0/24
   ________Network-ID________ _Host-ID_


Network Address    = 11000000.10101000.00001010.00000000 (all zero)
                                = 192.168.10.0

Broadcast Address  = 11000000.10101000.00001010.11111111 (all one)
                               = 192.168.10.255

IP Address Valid          = 192.168.10.1 – 192.168.10.254

Jumlah Host                = 254

Penggunaan prefix /24 akan menhasilkan jaringan denan jumlah host maksimal sebanyak 254. Sedangkan IP Address yang valid untuk digunakan adalah IP Address 192.168.10.1-192.168.10.254. Dalam implementasinya IP Address tidak selamanya menggunakan prefix /24. Pengunaan prefix yang berbeda akan menghasilkan sebuah jaringan dengan jumlah host yang berbeda pula.

Sebagai contoh kami akan menggunakan IP Address dengan prefixberbeda, misalnya 192.168.10.0/27. Dari prefix-nya Anda dapat mengambil kesimpulan bahwa porsi Network-ID yang saya gunakan pada IP Address tersebut adalah sebanyak 27 bit pertama, sedankan sisanya sebanyak 5 bit merupakan porsi Host-ID. Untuk penunaan prefix /27 pada Ip Address 192.168.10.0 dapat kam uraikan sebagai berikut:

11000000.10101000.00001010.00000000     =          192.168.10.0/27
________Network-ID_______      _ Host-ID


Network Address    = 11000000.10101000.00001010.00000000 (all zero)
                                = 192.168.10.0

Broadcast Address = 11000000.10101000.00001010.00011111 (all one)
                               = 192.168.10.31

IP Address Valid     = 192.168.10.1 – 192.168.10.31

Jumlah Host            = 30

Network Address juga tidak selamanya bernilai seperti 192.168.10.0. Nework address bisa saja bernilai lain tergantun prefix yang Anda gunakan dan dari mana Anda menghitung IP Adress dari suatu jaringan. Contoh IP Address 192.168.10.130/29 yang tidak akan menghasilkan 192.168.10.0 sebagai Network Address. Untuk mencari nettwork Address, Broadcast Address dan Host Address yang valid dai IP Address tersebt, Anda dapat melihat uraian berikut:

11000000.10101000.00001010.10000010     =          192.168.10.130/29
________Network-ID________           Host-ID


Network Address    = 11000000.10101000.00001010.10000000 (all zero)
                                = 192.168.10.128

Broadcast Address = 11000000.10101000.00001010.10000111 (all one)
                              = 192.168.10.135

IP Address Valid    = 192.168.10.129 – 192.168.10.134

Jumlah Host           = 6

Subnet Mask

Format Subnet Mask

Subnet mash merupakan sederetan angka biner sebanyak 32 bit yang akan menentukan mana porsi Network-ID dan Host-ID dari sebuah IP Address. Pada pembahasan sebelumna kami mengunkan prefix untuk menentukan mana porsi Network-ID dan mana porsi Host-ID dari sederetan bit Ip Address. Sebenarnya host dan router jga akan menggunakan subnet mask untuk menentukan porsi Network-ID dan Host-ID. Dan bentuk subnet mask ini akan mengikuti prefix yang Anda tentukan sebelunya.

Subnet mask ini harus Anda konfigurasikan juga pada saat Anda mengkonfigurasikan IP Address pada host, router maupun perankat jaringan lain. Namun untuk beberapa sistem operasi seperti Linux maupun Router Mikrotik tidak lagi memerlukan konfigurasi subnet mask. Kedua sistem tersebt hanya membbutuhkan konfigurasi prefix yang sekaligus akan menentukan bentuk dari subnet masknya.

Sebagai contoh bila Anda mempunyai IP Address 192.168.10.1/24 maka menurut pembahasan sebelumnya bit yang porsi Network-ID adalah 24 bit pertama, sedangkan 8 bit terakhir akan menjadi porsi Host-ID. Bagaianakah nilai subnet mask dari IP Address tersebut? Untuk mencari berapa subnet mask dari IP Address 192.168.10.1/24 dapat kami uraikan sebagai berikut:

11000000.10101000.00001010.00000001     =  192.168.10.1/24
________Network-ID________ _Host-ID_


IP Address       = 11000000.10101000.00001010.00000001
                        = 192.168.10.1

Subnet Mask   = 11111111.11111111.11111111.00000000
                        = 255.255.255.255 (notasi desimal)

Pada uraian diatas, Anda dapat melihat subnet mask mengikuti pola dariprefix. Cara mendapatkan subnet mask adalah jika bit IP Address tersebut merupakan Nework-ID maka bit subnet mask yang bersesuaian nilainya adalah 1. Sedangkan jika bit IP Address merupakan Host-ID maka bit subnet mask yang bersesuaian adalah 0. Bit pertama dari IP Address di atas merupakan porsi Network-ID, ini dikenali oleh hostrouter dengan bit subnet mask yang bernilai 1. Pada contoh tersebut, porsi Network-ID mencapai 24 bit, maka bit subnet mask yang bernilai 1 juga sepanjang 24 bit.

Contoh berikutnya adalah bentuk subnet mask untuk prefix /28 pada IP Address 192.168.10.1. Bentuk subnet mask dari IP Address dengan prefix/28 dapat diuraikan sebagai berikut:

11000000.10101000.00001010.00000001     = 192.168.10.1/28
________Network-ID________         Host-ID


IP Address       = 11000000.10101000.00001010.00000001
                        = 192.168.10.1

Subnet Mask   = 11111111.11111111.11111111.11110000
                       = 255.255.255.240 (notasi desimal)

Local vs Remote

Selain digunakan untuk menentukan porsi Network-ID dan Host-ID, subnet mask juga diunakan oleh host untuk menentukan apakah tujuan dari sebuah paket data akan dikirimkan secara lokal atau akan dikirimkan ke jaringan lain (antar jaringan atau remote network).

Host akan selalu melakukan operasi AND antara IP Aress dan subnet mask yang dikonfigurasikan padanya untuk menghasilkan Network Address. Kemudian Network Address tersebut akan diperbandingkan dengan hasil operasi AND antara IP Address tujuan dengan subnet mask miliknya. Jika hasilnya sama, maka host tersebut akan melakukan pengiriman data secara lokal atau langsung dikirimkan pada host tujuan. Namun jika hasilnya berbeda maka host tersebut akan berasumsi bahwa dirinya berbeda jaringan dengan host tujuan. Host tersebut akan melakukan pengirian data secara remote (antar jaringan). Dan untuk mengirimkan data secara remote, sebuah host membutuhkan router yang akan bertindak sebagai pintu gerbang ke network lain (gateway). Perhitungan inilah yang menentukan kapan sebuah host memerlukan router dan kapan sebuah host tidak memerlukan router untuk mengirimkan data.

IP Address Public dan Private

IP Address dibagi menjadi dua kategori besar dalam implementasinya di internet. Kategori pertama adlah IP Address Public yang merupakan IP Address yang digunakan oleh router, server mauoun host yang terhubung langsung ke internet. Server-server web seperi google.com, facebook.som, adalah server yang menggunakan IP Address Public. Begitu juga dengan router-router yang dimiliki oleh Internet Service Provider (ISP) yang meruoakan penghubung  jutaan host di Internet.

IP Address Public ini bersifat unik yang artinya tidak ada dua host di internet yang menggunakan IP Address yang sama. Sedangkan kategori kedua adalah IP Address private yang digunakan bagi router, server dan host yang tidak terhubung langsung ke Internet. IP Address Private ini tidak dikenal di internet, dan router-router ISP telah dikonfigurasikan untuk memblok paket data yan berasal dari host yang menggunakan IP Address Private. Host yang menggunakan IP Address Private bukan berarti tidak dapat menggunakan layanan internet, host tersebut tetap dapat mendapatkan layanan internet, namn hubungan ke internet tidak dilakukan secara lansung.

IP Address Public merupakan bagian terbesar dalam keseluruhan blok IP Address, sedangkan IP Address private hanya terdiri dari beberapa blok saja. Yang termasuk dalam kategori IP Address Private adalah sebagai berikut:
  • 10.0.0.0 sampai dengan 10.255.255.255 (10.0.0.0/8)
  • 172.16.0.0 sampai dengan 172.31.255.255 (172.16.0.0/12)
  • 192.168.0.0 sampai dengan 192.168.255.255 (192.168.0.0/16)
Jika Anda ingin mendesain jaringan lokal skala menengah atau skala besar, maka pastikanlah tidak ada dua host yang menggunakan IP Address yang sama. Meskipun host tersebut nantina akan terpisah oleh router. Sedangkan untuk implementasi IP Address public umumnya akan didapat dari ISP, sehingga Anda tidak perlu repot-repot untuk menghitung IP Address yang akan digunakan.

Kelas IP Address

Menurut standart Internet dalam RFC 1700, IP Address untuk komunikasi unicast dikelompokkan dalam beberapa kelas, yaitu kelas A, B dan C. Standart tersebut juga mengelompokkan IP Address dalam kelas D yang digunakan untuk komunikasi mlticast dan IP Address kelas E untuk kepentingan eksperimental. Pembagian IP Address menurut RFT 1700 tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:




Pengalamatan seperti yang didefinisikan oleh RFC 1700 disebut dengan teknik pengalamatan classfull (classfull addressing). Namn dalam implementasinya sangat jarang ada jaringan yan dibangun dengan mengikuti pembagian kelas tersebut. Misalnya sangat jarang ditemukan ada jaringan yang dibangun dengan menggunakan IP Address kelas A dan menggunakan defaul subnet mask 255.0.0.0 atau /8 seperti yang diperlihatkan sebelumnya.

Saat ini teknik pengalamatan yang digunakan tidak lagi mengikuti aturan /8 untuk kelas A dan kelas yang lainnya. Anda dapat menggunakan nilai prefixberapapun yang sesuai keinginan Anda. Teknik penalamatan yang tidak lagi mengikuti aturan FC 1700 tadi disebut dengan teknik pengalamatan classless (classless addressing).

Subnetting


Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:



SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.



Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.


Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?



Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?




SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Informatics Copyright © 2011. Fadh13 Blog - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Informatics